INDONESIA NEGERI SAMPAH ?

Asep Pesantren
0

Tulisan ini adalah catatan dari Pak budi DLH Kota Cirebon dalam rangka memperingati hari lingkungan hidup sedunia tahun 2024

***


Saat ini Indonesia dikenal sebagai salah satu negara penghasil sampah terbesar ke lautan. Hal ini erat kaitannya dengan kenyataan bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan, di mana lebih dari setengah populasi penduduknya bertempat tinggal dengan jarak 50 Km dari garis pantai dihadapkan pada tantangan unik dan tidak ringan dalam mengatasi masalah sampah. Dibandingkan dengan negara yang didominasi oleh daratan, sampah yang tidak terkelola dengan baik di negeri ini, lebih mudah memasuki lautan.

     Permasalahan sampah di area pegunungan dan pedalaman juga tak kalah pelik, pengangkutan sampah di  daerah yang bermedan sulit dan jauh dari TPA/TPST membutuhkan biaya yang relatif besar. Karena itulah masyarakat di sana cenderung masih membakar atau membuang sampahnya ke sungai. Selain itu, perilaku yang sama juga dilakukan penduduk perkotaan dengan membuang sampahnya ke lahan kosong kemudian membakar atau membuangnya ke perairan, padahal rumah mereka cukup dekat dengan fasilitas pengelolaan sampah yang lebih memadai. 

     Penyediaan tempat sampah dengan klasifikasi jenis sampah pun sering sia-sia, karena  dalam penanganannya masih mencampur semua sampah tsb. Hal ini menunjukan bahwa masih minimnya pengetahuan dan kontribusi aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah yang terintegrasi dan bertanggung jawab. Selama ini, pandangan kita umumnya merasa bahwa tanggung jawab atas sampah masing-masing hanya sampai membuangnya ke tempat sampah. Kita mengira bahwa masalah telah selesai ketika petugas kebersihan mengangkut sampah ke TPA, padahal justru masalah baru dimulai saat kita mengisi tong sampah yang rutin dikosongkan oleh petugas kebersihan. Kebanyakan dari kita berlomba-lomba membersihkan tempat tinggal kita seolah tanpa peduli sebanyak apa dan ke mana sampah tsb. disingkirkan. 

     Akibat sumbangan rutin dari jutaan rumah, perkantoran, sekolah dan tempat-tempat lainnya setiap hari tumpukan sampah di TPA bertambah tinggi, sebagaimana juga yang terjadi di TPA Kopiluhur Kota Cirebon. Volume timbulan sampah pun semakin meningkat karena pertambahan jumlah penduduk dengan gaya hidup yang semakin konsumtif. Kondisi ini seperti bom waktu yang kapan saja bisa meledak. Saat kapasitas TPA sudah tidak mampu lagi menerima/menampung sampah baru, tidak ada pilihan selain menutup TPA tsb. Ketika TPA sudah ditutup dan sudah tidak ada lagi tempat untuk menampung sampah yang kita hasilkan, maka dampak masalah sampah tsb. akan lebih dekat dengan keseharian kita sebagai penyampah. 

     Karena itulah masalah sampah semakin mendesak untuk diselesaikan. Mengingat bahwa komposisi demografi Indonesia saat ini didominasi oleh generasi milenial yang mencapai lebih dari 41% dari total populasi penduduk, maka salah satu strategi pemerintah adalah melakukan upaya perubahan kesadaran dan perilaku masyarakat serta mengurangi masukan sampah ke laut yang bersumber dari daratan. Sasaran perubahan perilaku generasi muda pun menjadi sangat penting. Untuk alasan itulah perlu dilakukan integrasi pembelajaran tentang pengelolaan sampah kedalam mata pelajaran, ekstrakurikuler, kokurikuler dan pembiasaan diri di sekolah-sekolah, salah satunya yang dilakukan melalui Lomba Video Best Practise Pengelolaan Sampah Kategori Sekolah Adiwiyata.

     Semoga ini menjadi motivasi untuk terus melaksanakan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah dan semoga bisa menjadi inspirasi bagi sekolah lainnya.

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*